Pengolahan Teknik Internet Dan New Media
Dosen
Pembimbing : Donie Margavianto Nurrokhman
Nama
: Corrylia Octaviana
NPM
: 58416199
Kelas
: 2IA13
TV
DIGITAL DAN TV ANALOG
- Pengertian TV Digital dan TV Analog
- TV Digital
Televisi digital (bahasa
Inggris: Digital Television, DTV) atau penyiaran digital adalah jenis televisi
yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal
video, audio dan data ke pesawat televisi. TV Digital bukan berarti pesawat
televisinya yang digital, namun lebih kepada sinyal yang dikirimkan adalah
sinyal digital atau mungkin yang lebih tepat adalah siaran digital (Digital
Broadcasting). Televisi resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV),
yaitu: standar televisi digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9
(TV biasa 4:3) dan surround-sound 5.1 Dolby Digital. TV digital memiliki
resolusi yang jauh lebih tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar
berkontur jelas, dengan warna-warna matang, dan depth-of-field yang lebih luas
daripada biasanya. HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL
yang digunakan.
- TV Analog
Televisi analog mengkodekan
informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum Televisi
digital dapat dimasukan ke analog. Sistem yang
dipergunakan dalam televisi analog NTSC (national Television System Committee),
PAL, dan SECAM.
Kelebihan signal
digital dibanding analog adalah ketahanannya terhadap
gangguan (noise) dan kemudahannya untuk diperbaiki (recovery) di
penerima dengan kode koreksi error (error correction code ).
Perbedaan
TV Digital dengan TV Analog
Di Indonesia agar segera diluncurkan
karena Pemerintah juga berpendapat bahwa teknologi televisi digital lebih
efisien dalam penggunaan kanal frekuensi dibandingkan teknologi analog yang
selama ini dipergunakan. Berdasarkan master plan televisi yang
tengah disusun, pemerintah akan mengalokasikan 14 kanal frekuensi. 10 kanal
frekuensi kini telah dialokasikan bagi televisi swasta yang telah beroperasi.
Satu kanal untuk TVRI, satu kanal untuk televisi lokal, dan dua kanal untuk
televisi digital. Walaupun televisi digital harus banyak melakukan adaptasi terhadap
jangkauan yang telah dapat dicapai oleh televisi analog. Penerapan siaran TV
digital sebagai pengganti TV analog pada pita UHF dilakukan secara bertahap
sampai suatu batas waktu cut-off TV analog UHF yang ditetapkan
(2015 di kota besar dan 2020 secara nasional).
Wilayah layanan TV digital
penerimaan tetap free-to-air DVB-T sama dengan wilayah layanan
TV analog UHF sesuai Keputusan Menteri Perhubungan No. 76 Tahun 2003. Alokasi
kanal frekuensi untuk layanan TV digital penerimaan tetap free-to-air DVB-T
di Indonesia adalah pada band IV dan V UHF, yaitu kanal 28 – 45 (total 18
kanal) dengan lebar pita masing – masing kanal adalah 8 MHz. Namun, setiap
wilayah layanan diberikan jatah hanya 6 kanal, karena 12 kanal lain digunakan
di wilayah – wilayah layanan sekitarnya (pola reuse 3 grup
kanal frekuensi). TV digital, katanya, memang menuntut keterlibatan banyak
pihak, di antaranya perusahaan seluler, sedangkan pemerintah berfungsi untuk
melindungi produk TV digital dan sebagai regulator.
Untuk menyusun strategi migrasi ke
teknologi digital, pemerintah diusulkan membentuk Komisi Nasional Televisi yang
beranggotakan departemen dan kalangan lembaga penyiaran. Pada 2004 diharapkan
Komisi ini sudah terbentuk, sehingga sosialisasi dan uji coba televisi digital
dapat dilakukan.
Perbedaan
mendasar antara TV Digital dengan TV Analog
Perbedaan yang paling mendasar
antara sistem penyiaran televisi analog dan digital terletak pada penerimaan
gambar lewat pemancar. Pada sistem analog, semakin jauh dari stasiun pemancar
televisi, sinyal akan melemah dan penerimaan gambar menjadi buruk dan
berbayang. Sedangkan pada sistem digital, siaran gambar yang jernih akan dapat
dinikmati sampai pada titik dimana sinyal tidak dapat diterima lagi.
Perbedaan TV Digital dan TV Analog
hanyalah perbedaan pada sistim tranmisi pancarannya, kebanyakan TV di
Indonesia, masih menggunakan sistim analog dengan cara memodulasikannya
langsung pada Frekwensi Carrier, Sedangkan pada Pada sistim digital, data
gambar atau suara dikodekan dalam mode digital (diskret) baru di pancarkan.
Orang awam pun dapat membedakan
dengan mudah, jika TV analog signalnya lemah (semisal problem pada antena) maka
gambar yang diterima akan banyak ‘semut’ tetapi jika TV Digital yang terjadi
adalah bukan ‘semut’ melainkan gambar yang lengket seperti kalau kita menonton
VCD yang rusak. Kualitas Digital jadi lebih bagus, karena dengan Format digital
banyak hal dipermudah.
Siaran TV Satelit Dulu memakai Analog. Sekarang sudah banyak yang digital. Tidak semua TV satelit memakai sistim Digital. Di beberapa satelit Arab banyak yang memakai mode analog. Sebenarnya untuk menerima siaran digital untuk TV yang analog tidaklah terlalu mahal. Receiver ini hanya tinggal pasang antena dan kemudian AV nya colokkan ke TV. Untuk siaran TV satelit namanya DVB-S (Digital Video Broadcasting – Satelite). Sedangkan untuk di daratan namanya DVB-T(Digital Video Broadcasting – Terresterial).
Jika anda melihat Indosiar atau Metro TV atau RCTI melalui satelit anda bisa melihat siaran TV Digital. Tidak Harus plasma, Tidak harus HD, karena stasiun TV Nasional masih memakai SDTV meskipun mereka memancarkan secara digital lewat satelit Dengan memakai TV 14 inchi yang paling murahpun anda bisa menonton TV digital. Sedangkan jika anda membeli TV LCD, hampir semua bisa menerima signal Digital tanpa alat tambahan karena sudah dilengkapi dengan receiver digital.
Siaran TV Satelit Dulu memakai Analog. Sekarang sudah banyak yang digital. Tidak semua TV satelit memakai sistim Digital. Di beberapa satelit Arab banyak yang memakai mode analog. Sebenarnya untuk menerima siaran digital untuk TV yang analog tidaklah terlalu mahal. Receiver ini hanya tinggal pasang antena dan kemudian AV nya colokkan ke TV. Untuk siaran TV satelit namanya DVB-S (Digital Video Broadcasting – Satelite). Sedangkan untuk di daratan namanya DVB-T(Digital Video Broadcasting – Terresterial).
Jika anda melihat Indosiar atau Metro TV atau RCTI melalui satelit anda bisa melihat siaran TV Digital. Tidak Harus plasma, Tidak harus HD, karena stasiun TV Nasional masih memakai SDTV meskipun mereka memancarkan secara digital lewat satelit Dengan memakai TV 14 inchi yang paling murahpun anda bisa menonton TV digital. Sedangkan jika anda membeli TV LCD, hampir semua bisa menerima signal Digital tanpa alat tambahan karena sudah dilengkapi dengan receiver digital.
2.
Bagaimana Cara Distribusi & Penerimaan TV Analog dan
Digital
Perkembangan
media digital ini digerakkan oleh tersedianya teknologi baru dalam penciptaan
dan penyebaran/pendistribusian isi (content) media. Perkembangan dan distribusi
isi media digital juga didorong oleh keinginan untuk melakukan inovasi dan
kreatifitas serta keinginan untuk mengeksploitasi peluang bisnis baru dalam
cakupan positif.
Berkembangnya
televisi (siaran) digital membuka peluang untuk meningkatkan kemampuan televisi
sebagai sebuah media, dengan cara menambahkan fasilitas/kemampuan yang dimiliki
oleh Internet. Prototype televisi digital diharapkan bisa menawarkan beberapa
manfaat, di antaranya:
- Kualitas gambar dan suara yang lebih tinggi, sehingga bisa mendekati pengalaman menonton bioskop. Kemungkinan bagi stasiun televisi yang ada untuk melakukan multichannelling, dan pengembangan televisi interaktif.
Televisi
digital membuka kemungkinan-kemungkinan yang menarik, namun realisasinya tidak
secepat media yang lain. Karena adanya penghambat, yaitu dibutuhkan pesawat televisi
model terbaru yang memiliki fasilitas untuk men-decode sinyal digital.
Di
samping perkembangan televisi digital yang masih pada tahap sangat awal di
atas, terjadi pula eksporasi untuk mengembangkan teknologi streaming video yang
lebih murah melalui internet. Diawali dengan perkembangan webcam dan software
untuk mengakses streaming video (seperti Real Player dan Windows Media Player)
saat ini telah dimungkinkan untuk menikmati film dan siaran langsung melalui
Internet menggunakan komputer. Ini menjadi alternatif bagi khalayak yang tidak
mampu mengakses televisi digital. Dengan ini, masyarakat dapat memilih sendiri
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka masing-masing.
3.
Bagaimana Cara Memproduksi Siaran TV Digital dan Analog
Di satu sisi, teknologi digital membuka
kemungkinan untuk memproduksi isi media yang lebih berkualitas, baik dari segi
kualitas “fisik” dan isi, maupun kuantitasnya. Di sisi lain, informasi digital
yang begitu mudah untuk dimanipulasi, diedit, dan direkayasa. Hal ini membuka
kemungkinan untuk melakukan kebohongan publik, baik dalam hal penjiplakan
maupun dalam hal pemalsuan informasi.
Di sisi lain, teknologi digital yang semakin
terjangkau harganya memungkinkan bagi setiap orang untuk memiliki akses yang
semakin luas kepada informasi, baik untuk menerima maupun untuk menyebarkan
informasi. Sisi buruknya, ketergantungan kepada teknologi yang pada dasarnya
bisa membuat orang terikat (kepada hardware maupun software tertentu), dan
tidak lagi merdeka.
Daftar Pustaka: